Friday, January 15, 2016
Danau Tebing Makariki “Hidden Paradise” di Pulau Seram
Photo By : Fahrul Mahigan |
Belum banyak orang tahu tentang destinasi wisata yang satu ini. Nama nya Danau Tebing Makariki atau Sungai Makariki, terletak di antara Desa Yaputih dan Desa Hatu, Kecamatan Tehoru, Maluku Tengah.
Tempat seindah ini sepertinya hanya untuk kalian petualang yang tangguh, karena untuk mencapai lokasi nya kalian harus menempuh jarak sekitar 3 km dengan berbagai medan yang terjal. Waktu tempuh sekitar 2 jam perjalanan.
Photo By : Fahrul Mahigan |
Warna air nya sebening lautan mengharu biru, tebing - tebing menambah pesona keindahan tempat ini. Jika kalian yang ingin berkunjung ke sini sebaiknya membawa balsem, soal nya suhu di sini mencapai 0,2° celcius.
Rute perjalanan nya yaitu kalau kalian dari Liang - Waipirit ambil jalur ke Selatan lewat Masohi - Tamilouw - Tehoru - Hatu Kalau sampai di Hatu bisa sekalian lihat Air Ninivala dijamin gak bakal manyasal.
Air Ninivala (Air Jodoh ) - Kecamatan Tehoru - Maluku Tengah
Photo : Fahrul Mahigan II |
Danau Ninifala terletak di desa Piliana, Kecamatan Tehoru, Kabupaten Seram Bagian Timur, Provinsi Maluku. Danau Ninifala, yang terbentuk secara alami ini dipercaya sebagai Air Jodoh menurut masyarakat setempat yang di simbolkan melalui dua buah pohon yang hidup di dalam genangan air terus-menerus di tengah-tengah danau.
Danau Ninifala merupakan salah satu danau nan elok di bawah kaki gunung manusela, airnya yang berwarna kebiruan semakin memberikan sentuhan natural bagi danau ini selain itu danau tersebut juga terdapat semacam penguapan di atas permukaan air sehingga menambah kesan eksotis pada danau tersebut sehingga tak heran jika para wisatawan juga sering menamainya dengan sebutan danau di atas awan.
Untuk mencapai Piliana hanya bisa dilalui dengan jalan darat dan laut. Dari Ambon, ibu kota Maluku, harus menuju ke Masohi, ibu kota Kabupaten Seran Selatan(Tehoru-Telutih) menggunakan kapal cepat sekitar tiga jam. Perjalanan dilanjutkan ke Tehoru dengan mobil selama tiga jam. Lalu dari Tehoru menyeberang ke Desa Yaputih atau Desa Hatuh di Teluk Telutih menggunakan perahu ketinting.
Mencapai Desa Piliana bisa melalui Desa Yaputih melewati jalur setapak dari Desa Yaputih dengan lama perjalanan 3 jam dengan berjalan normal dan sesekali istirahat untuk melepas lelah. Untuk mencapai desa kelian harus menyeberangi sungai yang cukup lebar dan akan meluap airnya bila terjadi hujan besar sehingga akses jalan tidak bisa dilewati. Beruntung apabila tidak sedang menghadapi hujan sehingga aman dan lancar dalam menyeberangi sungai.
Desa Piliana memiliki ketinggian 1.280 meter (dpl) yang diidentikan sebagai “Desa di Atas Awan”. Pesona alamnya sangat menarik. Letaknya yang cukup tinggi menyebabkan hampir setiap hari kawasan ini disapu awan-awan tebal. Mungkin karena letaknya, Piliana juga disebut sebagai Pilianika yang dalam bahasa setempat berarti 'terang'.
Setelah sampai di desa Piliana maka anda harus minta izin terlebih dahulu pada tokoh masyarakat setempat apabila anda ingin mengunjugi air ninivala, utuk menujuh Danau Ninivala dapat ditempuh dengan berjalan kaki kurang dari setengah jam dari pemukiman desa Piliana.
Untuk mencapai lokasi ini, kita melewati jalur setapak yang diapit semak-semak dan beberapa sungai yang arusnya cukup deras. Saat tiba di lokasi, terlihat pemandangan yang sangat menakjubkan. Jalur yang dikelilingi semak ternyata dapat mengantarkan ke danau kecil yang memiliki keindahan yang sangat luar biasa. Air danau terlihat sangat jernih dan masih alami, terlihat tidak ada sampah di sekitar danau. Di pinggir atas danau telah dibangun beberapa walang-walang atau Saung yang dapat digunakan untuk beristrahat dan menikmati pemandangan indahnya Danau Ninivala. Saung tersebut dibuat oleh warga Piliana secara mandiri.
Telaga/Danau yang terletak di Desa Piliana Kecamatan Tehoru Kabupaten Maluku Tengah ini, belum banyak di ekspos oleh masyarakat di luar Kecamatan Tehoru. Tentunya sentuhan perhatian dari pemerintah baik pusat maupun daerah di harapkan mampu menjadikan wilayah Telaga Ninifala sebagai objek pariwisata baru di Maluku Tengah.
Tuesday, June 16, 2015
Masjid Raya Al Munawwar | Ternate
(by:ilhamarch) |
Masjid Raya Al Munawar di bangun diatas lahan seluas 6 hektar, dengan luas bangun masjidnya sendiri mencapai 9.512 meter persegi. Masjid Al Munawwar dapat menampung sekitar 15.000 jamaah sekaligus, hal ini dinilai sangat wajar karena mengingat Kota Ternate sebagai Kota Madani, dimana 95% penduduknya beragama Islam.
(by:ilhamarch) |
Lantai keramik yang menghilap dan bening serta pilar-pilar putih dengan ornamen berwarna emas diujungnya menghisai bagian dalam masjid sehingga menambah keindahanya. Mengitari masjid ini sama artinya Anda menjelajah dengan disuguhi pemandangan indah disekitar Pulau Ternate. Lautnya yang tenang dengan bentang pulau Tidore, Halmahera, Maitara membuat waktu disini berjalan sangat lambat.
(by:ilhamarch) |
referensi:
id.wikipedia.org
gerbongtiga.wordpress.com
ternateonline.wordpress.com
travellersindo.blogspot.com
Friday, May 01, 2015
Indahnya Pulau Bair - Kai Island - Maluku Tenggara
Bagi sebagian orang Indonesia Kota Tual terdengar asing ditelinga mereka, karena lokasinya yang terpencil di Maluku dan bersebelahan dengan Kabupaten Maluku Tenggara yang terkenal dengan pantainya yang mempunyai pasir putih terhalus di Asia Tenggara. Namun Kota Tual masih menyimpan potensi wisata yang belum terjamah oleh para wisatawan, salah satunya yaitu adalah Pulau Bair
Pulau Bair memiliki keunikan dan daya tarik tersendiri, pulau ini memiliki dua teluk dengan air laut yang sangat tenang dan jernih. Bahkan dengan mata telanjang Anda dapat melihat dasar lautnya, tidak hanya itu di pulau ini juga terdapat vegetasi mangrove dan tebing batu yang mirip dengan Raja Ampat di Papua namun dalam skala kecil. Di pulau ini juga merupakan habitat anak Ikan Hiu jenis Blackpit.
Untuk menuju Pulau Bair sangatlah mudah, dari pusat kota Tual menuju ke Desa Dullah Darat dengan menggunakan kendaraan roda dua seperti ojek, atau dengan kendaraan roda empat yaitu angkot atau kendaraan pribadi dengan lama perjalanan sekitar 30 menit.
Setelah sampai di dermaga Desa Dullah Darat dilanjutkan dengan perjalan laut dengan menggunakan speedboat yang harus disewa karena lokasi Pulau Bair terletak di ujung dari deratan pulau-pulau yang terletak di Desa Dullah Laut, sekitar 1 jam perjalanan. Dalam perjalanan ke Pulau Bair Anda akan melewati pulau-pulau kecil tak berpenghuni, salah satunya yaitu Palau Adrenan yang memiliki luas sekitar 500 m2. Daya tarik dari pulau ini yaitu pasir pantainya yang sangat halus dengan garis pantai yang bergeser ke Timur karena pergantian musim timur dan barat begitupun sebaliknya.
Setelah Anda melewati beberapa pulau-pulau kecil di Desa Dullah Laut, Anda akan sampai di pulau Bair dan akan disambut dengan tebing-tebing batu yang mengelilinginya bahkan kalau Anda beruntung Anda dapar melihat anak ikan Hiu Blackpit.
Tips bagi Anda yang ingin berkunjung kesana bawahlah sunblock, makanan dan minuman secukupnya dan yang terpenting membawa pulang sampah makan dan minuman untuk tetap menjaga kelestarian alam. Bagi Anda yang tertarik ke Pulau Bair sebaiknya pada musim timur atau pergantian musim dari timur ke barat atau barat ke timur. Sebaiknya pada bulan Maret-Agustus karena ombaknya kecil.
Referensi: kaskus.co.id
Setelah Anda melewati beberapa pulau-pulau kecil di Desa Dullah Laut, Anda akan sampai di pulau Bair dan akan disambut dengan tebing-tebing batu yang mengelilinginya bahkan kalau Anda beruntung Anda dapar melihat anak ikan Hiu Blackpit.
Tips bagi Anda yang ingin berkunjung kesana bawahlah sunblock, makanan dan minuman secukupnya dan yang terpenting membawa pulang sampah makan dan minuman untuk tetap menjaga kelestarian alam. Bagi Anda yang tertarik ke Pulau Bair sebaiknya pada musim timur atau pergantian musim dari timur ke barat atau barat ke timur. Sebaiknya pada bulan Maret-Agustus karena ombaknya kecil.
Referensi: kaskus.co.id
Sunday, February 22, 2015
Mesjid Wapauwe - Desa Kaitetu
source:google.com |
Mesjid Wapauwe di bangun dengan bentuk yang sangat sederhana, alih - alih dari kayu atau semen, konstruksi bangunan mesjid ini dibangun dari pelepah sagu kering ( gaba-gaba, dalam bahasa Maluku). Bangunan induknya hanya berukuran 10x10 meter, dan bangunan tambahannya berupa serambi yang berukuran 6,35x4,75 meter. Uniknya lagi, konstruksi dari bangunan induk dirancang tanpa menggunkan paku atau pasak.
Mesjid ini sempat mengalami beberapa kali pemindahan yang pada awalnya berada di Desa Wawane yang terletak di Lerang Gunung Wawane, berpindah ke Desa Tehala yang kemudian berpindah lagi ke Desa Kaitetu. Bahkan menurut warga setempat mesjid ini berpindah dengan sendirinya.
source:google.com |
Mesjid Wapauwe terletak di wilayah yang selama ini dikenal sebagai tempat peninggalan-peninggalan sejarah yang bernilai sangat penting. Untuk berkunjung ke mesjid ini Anda bisa menggunakan transportasi umum atau kendaraan pribadi. Jaraknya sekitar 22 kilo meter dari pusat Kota Ambon.#AyoKeMaluku
referensi
http://melayuonline.com/
http://travel.detik.com/
Thursday, December 25, 2014
Pesona Pulau Batu Kapal - Desa Sathean
Pulau Batu Kapal terletak di Desa Sathean, Kei Kecil, Maluku Tenggara, yang berjarak sekitar 7 kilo meter dari Langgur atau sekitar 10 kilom meter dari pusar Kota Tual. Penduduk setempat mempercayai bahwa dahulu kala ada sebuah kapal yang di gunakan oleh leluhur mereka yang berasal dari Bali untuk tiba di Pulau Kei. Menurut legenda kapal tersebut karam di lokasi ini dan kemudian berubah menjadi sebuah batu.
Sekilas pulau ini terlihat seperti sebuah pulau karang yang di tumbuhi belantara, namun siapa sangka di depan pulau ini merupakan spot snorkeling dan diving yang sangat indah bagi para penyelam. Airnya yang biru dan karang-karangnya yang masih asri, merupakan habitat bagi para penghuni dasar laut seperti ikan dan biota laut lainnya.
Untuk menuju ke pulau ini, Anda terlebih dahulu terbang dari kota asal Anda, ke Tual, Maluku Tenggara, bisa menggunakan pesawat atau kapal laut. Setelah sampai di bandara atau pelabuhan, Anda dapat menggunakan angkot, ojek, atau mobil sewaan menuju ke Desa Sathean. Dari desa Sathean Anda dapat menyewa perahu untuk menuju ke Pulau Batu Kapal. #AyoKeMaluku
referensi:
mondeck.net
malukutenggara.go.id
Subscribe to:
Posts
(
Atom
)